Home » Brand Voice: Suara yang Bikin Brand Kamu Dikenal & Dikenang

Brand Voice: Suara yang Bikin Brand Kamu Dikenal & Dikenang

Coba bayangin kamu masuk ke dua tempat yang beda dunia:

  • Di toko mainan anak, karyawannya langsung menyambut dengan semangat, “Halo, selamat datang! Wah, mau cari mainan apa hari ini?” Senyumnya lebar, suaranya ceria, gesturnya hangat. Cocok banget karena yang datang biasanya orang tua dan anak-anak kecil.
  • Di sisi lain, karyawan asuransi menyapa kamu dengan gaya kalem dan percaya diri, “Selamat siang, Bapak/Ibu. Ada yang bisa kami bantu?” Nadanya elegan, bahasanya sopan, dan jelas menyasar konsumen yang lebih serius—para calon nasabah.

Nah, beda cara menyapa ini bukan asal-asalan. Itu semua adalah bagian dari brand voice.


Apa Itu Brand Voice?

Kalau kamu masih mikir brand voice itu cuma soal gaya bahasa, waktunya upgrade pemahamanmu.

Brand voice adalah cara brand kamu berbicara dan berkomunikasi dengan audiensnya. Bukan cuma apa yang disampaikan, tapi bagaimana menyampaikannya.

Ibarat orang ngobrol, bukan cuma isi obrolannya yang penting, tapi juga intonasi, ekspresi, dan vibe-nya.

Brand voice ini muncul di mana-mana:

  • Di caption Instagram kamu.
  • Di kata-kata di website atau kemasan produk.
  • Bahkan di cara customer service membalas chat.

Kalau brand kamu manusia, maka brand voice adalah suaranya. Dan suara ini harus punya kepribadian.


Kenapa Brand Voice Itu Penting Banget?

Kamu mungkin mikir: “Emang sepenting itu ya?”
Jawabannya: IYA, BANGET. Karena:

  • 🧠 Bikin Dikenal dan Diingat
    Orang lebih mudah ingat brand yang punya karakter suara yang khas dan konsisten.
  • ❤️ Bangun Koneksi Emosional
    Suara yang tepat bisa bikin audiens merasa nyambung dan nyaman.
  • 📢 Membedakan dari Kompetitor
    Di dunia yang ramai banget kayak sekarang, suara unik bisa jadi pembeda.
  • 🤝 Meningkatkan Trust dan Loyalitas
    Konsistensi suara bikin brand terlihat lebih kredibel dan profesional.

Bayangin aja kalau brand skincare kamu pakai bahasa kalem nan menenangkan di Instagram, tapi caption produknya tiba-tiba pake capslock semua: “WAJAH GLOWING DALAM 3 HARI!!” — bikin kaget, kan? 😅


Cara Bikin Brand Voice yang Kuat dan Autentik

Kalau kamu pengin brand kamu punya suara yang bikin orang langsung “Oh ini banget gayanya si [brand kamu]!”, ini langkah-langkah yang bisa kamu lakuin:


1. Mulai dari Kenali Posisi Brand Kamu

Sebelum ngomong ke orang lain, kamu harus tahu dulu siapa kamu.
Coba analisis:

  • Apa sih yang bikin brand kamu beda?
  • Siapa pesaing kamu, dan suara mereka kayak gimana?
  • Audiens kamu ngelihat brand kamu itu kayak apa?

📈 Tools kayak Google Trends atau analitik media sosial bisa bantu banget di tahap ini.


🔗 Baca Juga: Brand Repositioning: Waktunya Ubah Arah, Biar Brand Kamu Nggak Nyasar

2. Tentuin Identitas dan Misi Brand

Setelah ngerti posisi brand kamu, sekarang saatnya gali jiwa brand kamu.

  • Apa tujuan utama brand kamu ada di dunia ini?
  • Nilai apa yang kamu pengin orang rasakan dari produk/jasa kamu?
  • Visi dan misi kamu masih relevan nggak?

🧭 Kalau perlu, jangan ragu revisi visi-misi biar lebih nyambung sama audiens zaman sekarang.


3. Kenali Audiens Kamu

Ini krusial. Karena brand voice yang tepat = suara yang disukai target audiens kamu.

Coba bikin persona pelanggan:

  • Siapa mereka? Umur, profesi, gaya hidup?
  • Apa tantangan atau kebutuhan mereka?
  • Gimana cara mereka konsumsi konten?

📌 Kalau target kamu anak muda, gaya bahasa bisa lebih santai. Tapi kalau kamu sasar profesional atau orang tua, gaya formal dan meyakinkan bisa jadi pilihan yang lebih tepat.


4. Audit Pesan dan Konten Kamu Sekarang

Sebelum bikin brand voice baru, cek dulu apa yang udah kamu lakukan.

🔍 Mulailah dari:

  • Website: Apakah bahasanya sesuai tone yang kamu mau?
  • Media sosial: Apakah tiap platform konsisten gaya bicaranya?
  • Email marketing: Apakah terasa personal dan nyambung?

🧩 Kalau ternyata masih campur aduk gaya bahasanya, berarti saatnya konsolidasi.


🔗 Baca Juga: Personal Branding Itu Bukan Gimmick, Tapi Citra yang Dipertanggungjawabkan

5. Konsistensi Itu Penting (Tapi Fleksibel Itu Perlu)

Suara yang kuat = suara yang konsisten.

Tapi bukan berarti kaku. Fleksibilitas tetap penting.

  • Gunakan tone yang lebih ceria saat promo.
  • Gunakan tone yang tenang saat terjadi krisis.
  • Gunakan tone yang informatif saat edukasi produk.

🎯 Yang penting tetap dalam satu spektrum suara yang sama, biar audiens tetap merasa itu “kamu”.


Tips Biar Brand Voice Kamu Lebih Nempel & Autentik

Sebelum masuk ke studi kasus nyata, yuk kenali dulu perbedaan antara brand voice dan brand sound, karena banyak yang masih keliru menyamakan keduanya. Tabel di bawah ini akan bantu kamu memahami perbedaan mendasarnya:

Aspek Brand Voice Brand Sound (Sonic Branding)
Fokus Gaya komunikasi verbal/non-verbal Elemen suara/musik yang mewakili brand
Contoh Caption IG, tone CS, narasi iklan Jingle, suara notifikasi, musik latar brand
Tujuan Membangun kepribadian dan konsistensi komunikasi Membangun pengenalan emosional lewat audio
Wujud Kata-kata, struktur kalimat, gaya bicara Efek suara, lagu pendek, nada khas
Contoh Brand Lokal Sayurbox (tenang & humanis), Makaroni Ngehe (receh) Suara tukang es krim, jingle Indomie, nada Shopee

Sampai sini, kamu udah bisa membedakan brand voice dan brand sound. Sekarang waktunya fokus ke tips-tips praktis biar brand voice kamu makin terasa hidup dan autentik.

  • ✍️ Pakai Bahasa yang Relevan
    Gunakan kata-kata yang dekat sama audiens. Kalau anak muda, jangan kebanyakan istilah kuno.
  • 🎭 Tunjukkan Emosi
    Cerita, humor, atau empati bikin suara brand lebih hidup.
  • 🌈 Sesuaikan dengan Konteks
    Tone bisa berubah tergantung situasi, tapi karakter tetap harus kerasa.
  • 📘 Bikin Panduan Brand Voice
    Ini semacam buku aturan, biar semua tim paham cara ngomong ala brand kamu.

Studi Kasus Brand Voice Lokal

Sekarang setelah kamu tahu teori dan langkah-langkah bikin brand voice yang kuat, yuk kita lihat gimana brand lokal Indonesia menerapkannya dengan nyata.

Studi kasus ini bisa kasih kamu inspirasi dan bukti konkret bahwa brand voice yang tepat bisa bikin brand kamu makin nempel di hati audiens.


🔗 Baca Juga: Cara Membangun Brand Equity yang Bikin Produk Kamu Layak Dibayar Mahal

💡 Studi Kasus 1: Makaroni Ngehe – Suara Brand yang Ngakak Tapi Nempel

Brand voice-nya: nyeleneh, santai, dan suka ngelucu
Target audiens: anak muda dan penikmat camilan yang suka gaya “receh tapi relate”

Contoh komunikasi:
“Makan Makaroni Ngehe itu kayak mantan, pedesnya nyesek, tapi bikin kangen.”
“Jangan salahkan makaroni kalau kamu nagih, salahkan lidahmu yang terlalu jujur.”

Kenapa berhasil:
Mereka konsisten pakai bahasa yang humoris di semua kanal, mulai dari kemasan sampai caption medsos. Suara ini bikin audiens merasa “ini brand yang paham gua banget.”


💡 Studi Kasus 2: Sayurbox – Tenang, Informatif, dan Humanis

Brand voice-nya: informatif, ramah, peduli keluarga
Target audiens: ibu muda, keluarga urban, konsumen sehat

Contoh komunikasi:
“Makan sehat nggak harus ribet. Sayurbox hadir biar kamu bisa belanja segar tanpa keluar rumah.”
“Dari ladang ke meja makan, semua sayur segar kami lewat proses yang kamu bisa lacak.”

Kenapa berhasil:
Sayurbox tahu banget bahwa audiensnya mencari solusi praktis tapi tetap peduli gizi. Mereka menggunakan brand voice yang hangat dan terpercaya.


Kesimpulan: Suara yang Baik Bukan Sekadar Bicara, Tapi Mengikat Rasa

Brand voice itu bukan pelengkap. Dia adalah identitas.

Brand yang tahu cara berbicara dengan gaya yang khas, konsisten, dan nyambung sama audiens—punya nilai lebih di mata pelanggan.

Jadi, yuk mulai dari sekarang:

  • 🎯 Kenali siapa kamu dan siapa audiens kamu.

  • ✨ Bangun karakter dan kepribadian brand kamu.

  • 📢 Bicara dengan suara yang khas, konsisten, dan otentik.

Karena pada dasarnya, brand voice adalah salah satu elemen penting dari strategi brand yang menyeluruh. Kalau kamu belum mendalami konsep besarnya, cek dulu panduan lengkapnya di sini 👉 Strategi Branding di Bisniz.id

Biar brand kamu nggak cuma “kelihatan”, tapi juga dikenal, diingat, dan dinyatakan cocok sama hati konsumen ❤️

Q: Apa itu brand voice dan kenapa penting untuk bisnis?
A: Brand voice adalah gaya dan cara sebuah brand berbicara dengan audiensnya. Ini mencakup pilihan kata, tone, dan kepribadian yang konsisten dalam setiap komunikasi. Brand voice penting karena membantu membentuk identitas, membangun koneksi emosional dengan pelanggan, dan membuat brand lebih mudah dikenali dan diingat.


Q: Apakah brand voice sama dengan tone of voice?
A: Tidak persis sama. Brand voice adalah suara utama brand—gaya komunikasi yang konsisten. Sedangkan tone of voice lebih fleksibel dan bisa berubah tergantung konteks atau situasi. Ibaratnya, brand voice itu kepribadian, sedangkan tone adalah ekspresinya dalam berbagai keadaan.


Q: Apa saja contoh brand voice yang kuat?
A: Contohnya, Gojek punya brand voice yang santai dan bersahabat. Apple tampil elegan dan minimalis. Sedangkan Tokopedia lebih ceria dan inklusif. Semua brand ini konsisten dalam cara mereka berbicara ke audiens—baik di media sosial, aplikasi, atau iklan.


Q: Apakah suara lagu khas seperti jingle termasuk brand voice?
A: Secara teknis, suara lagu khas seperti jingle atau suara motor es krim lebih tepat disebut bagian dari sonic branding atau brand sound. Tapi keduanya saling melengkapi dengan brand voice karena ikut membentuk identitas dan kesan brand di benak konsumen.


Q: Bagaimana cara memulai membangun brand voice untuk bisnis baru?
A: Mulailah dengan memahami identitas brand kamu—misi, nilai, dan audiens yang dituju. Buat persona pelanggan, evaluasi pesan yang sudah ada, lalu tentukan gaya bicara yang cocok. Jangan lupa bikin panduan brand voice agar semua tim bisa menjaga konsistensinya.


Q: Haruskah brand voice selalu konsisten di semua platform?
A: Iya, konsistensi itu penting. Tapi ingat, konsisten bukan berarti kaku. Brand voice harus tetap terasa seragam di semua saluran, namun bisa sedikit menyesuaikan tone sesuai konteks—misalnya, lebih ringan di media sosial, lebih formal di email resmi.

Drajad DK - Penulis Bisniz.id
✍️ Drajad DK
Penulis sekaligus pelaku usaha mandiri di industri kreatif sejak 2013, dengan pengalaman di bidang konveksi, digital printing, franchise kuliner, serta strategi pemasaran berbasis SEO dan SEM.
đź”— Lihat Profil Lengkap