B2B adalah sebuah transaksi bisnis yang dilaksanakan oleh dua orang yaitu, pelaku usaha serta pengusaha itu sendiri. Hal ini bisa dilihat di rantai nomor satu dalam perdagangan.
Contohnya seperti ini, Anda adalah seorang pengusaha tempe. Untuk membuatnya menjadi produk jadi, pasti membutuhkan kedelai bukan? Mendapatkannya, harus bekerja sama dengan pengusaha lain agar lebih mudah.
Karena, produknya sendiri sudah dalam barang jadi. Bukan, dari petani yang harus diolah terlebih dulu. Kondisi ini sering sekali dilakukan bahkan, hampir sebagian besar produk. Biasanya, mereka berkomunikasi melalui medsos.
Atau media lain, yang mengharuskannya menjadi customer atau konsumen. Hanya saja, posisinya tetap berada di business. Karena, setelah mendapatkannya, akan diolah ke dalam produk jadi dan dijual lagi.
B2B seperti ini memiliki target pasar lebih spesifik bahkan khusus. Bila ingin mencoba menjalankan strategi tersebut, harus diperhatikan dulu targetnya. Harus tepat sekaligus sesuai sasarannya.
Areanya ini memiliki lingkup lebih kecil. Jadi, tantangan yang diberikan juga sangat besar. Persaingannya, cukup tinggi. Jadi, setiap pengusaha dituntut untuk lebih kreatif lagi dalam menjaring konsumennya.
Contoh B2B Beserta Alasannya
Melihat kondisi seperti ini, harus diakui keuntungannya sedikit, sehingga pergerakannya memang terbatas. Tetapi, harus diketahui bahwa, menjalankan langkah ini sangat menguntungkan dan mampu memberikan pendapatan yang melebihi harapan.
Mengapa bisa demikian? Poin penting dalam berbisnis adalah mampu menjual seluruh produk atau jasanya dalam jangka panjang. Strategi dalam business to business ini mampu memenuhi semua indikator tersebut.
Begini ulasannya…..
Saat seorang pengusaha tersebut mempunyai pasar yang bagus. Penjualannya stabil, bahkan harus memproduksinya berlebih. Membuat penjualan Anda secara tidak langsung mengikutinya, bisa dikatakan sudah mencapai untung terlebih dulu.
Karena, tidak perlu memikirkan bagaimana penjualannya, bagaimana kalau menurun dan lain sebagainya. Sistem jual beli sudah dibicarakan melalui kontrak, cukup mematuhi serta menjaganya saja keuntungan datang sendiri.
Alasan lain mengapa b2b menarik untuk dikerjakan karena, teknik ini tidak membutuhkan strategi pemasaran tinggi. Konsumennya lebih memilih melihat secara langsung bagaimana hasil produknya.
Biasanya, meraka akan melakukan uji coba. Jadi, sistemnya hampir seperti turnamen. Siapa yang bagus adalah pemenangnya. Hanya saja, ada faktor harga juga harus dipikirkan untuk memenangkannya.
Harus diakui, teknik marketing ini menjadi salah satu poin paling sulit untuk dilakukan setiap perusahaan, mengapa? Saat mereka salah melakukan teknik tersebut, maka semua yang dikeluarkan akan sia-sia dan rugi.
Inilah beberapa alasan mengapa banyak pengusaha memilih, menggunakan strategi ini. Dibandingkan mereka harus berhadapan dengan Customer. Hanya saja, sebelum Anda terjun, pahami dulu kerugian saat memilih teknik business to business.
Kekurangan B2B
Berbicara masalah kekurangan memang tidak bisa lepas dari berbagai strategi yang diberikan. Termasuk dalam menjalankan model bisnis B2B ini. beberapa hal yang harus diperhatikan adalah tidak bisa masuk ke pasar secara luas.
Contohnya, Anda adalah pengusaha kedelai. Maka, targetnya hanya untuk industri tempe, tahu, atau susu saja. Turun lagi ke bawah sangat sulit, misalkan menawarkan produk ini ke konsumen Ibu Rumah Tangga.
Hal ini tidak masuk akal karena, konsumen tersebut tidak mempunyai alat dan pasti malas membuatnya dari bahan mentah ke jadi. Dari segi harga dan cara memproduksinya terlampau jauh.
Mereka hanya perlu beli sebesar Rp1 ribu saja. Tetapi, kalau harus membuatnya dari awal rasanya tidak mungkin. Jadi, perkembangannya tidak bisa luas apalagi bidang usahanya pasti hanya itu-itu saja.
Dengan begini, kesempatan terjatuh sangat besar. Berbeda dengan mereka yang mampu mengembangkan lebih jauh. Saat satu jatuh, maka lainnya masih bisa dijadikan penopang untuk bertahan.
Kekurangan B2B berikutnya, bisa saja ada pemutusan kontrak secara mendadak, disebabkan oleh perusahaan tersebut gulung tikar. Atau terjadi pemasalahan lain, secara otomatis, Anda juga berhenti memasoknya.
Bila sudah punya banyak channel, rasanya tidak perlu dipikirkan. Tetapi, kalau hanya ada satu saja, bisa jadi kebangkrutan di depan mata. Selain itu, persaingannya tidak mudah walau peluang masih ada.
Hanya saja, kesempatan tersebut berlaku khusus bagi mereka yang memang yakin dengan kualitas produknya. Modal utamanya adalah tester atau produk dijadikan sebagai bahan marketing dan jumlahnya tidak terbatas.
Penerapan B2B Beserta Strateginya
Strategi yang harus diterapkan tidak banyak, hanya satu saja yaitu bagaimana kualitas produknya. Hal ini bukan mudah melainkan cukup sulit. Jadi, sebelum Anda menawarkannya, pelajari dulu mereka membutuhkan seperti apa.
Produk berkualitas tetapi, saat diproduksi hasilnya kurang memuaskan rasanya bukan menjadi pilihan. Walaupun sulit untuk menentukannya seperti apa, namun Anda bisa melakukan analisa tersendiri dari berbagai pertemuan.
Setidaknya, cobalah mengikuti lima sampai tujuh kali pencarian mitra proyek. Setiap, kekalahan harus punya catatan penting. Baru, pada proses kedelapannya nanti, dengan berbagai pengalaman tersebut, Anda pasti bisa menang tender.
BACA JUGA:
Hanya saja, jangan mempelajari perusahaan saja ya. Tetapi, juga kompetitornya, bagaimana cara mereka melakukan penawaran. Sedikit meniru tidak terlalu masalah asalkan, jangan seluruhnya. Harus ada modifikasi dan ide sendiri.
Karena, saat meniru 100% belum tentu produknya sama serta hasil akhirnya juga sesuai. Jadi, harus pintar dalam melihat hingga menganalisa. Boleh juga melihat trek record industri tersebut seperti apa.
Strategi ini sebenarnya memberikan hasil menguntungkan, hanya saja bagi mereka yang mampu memberikan kepercayaan pada klien. B2B perlu diperhatikan agar sukses adalah bagaimana kualitas dari produknya