Home » Apa Itu Unicorn dalam Dunia Startup? Begini Cara Mereka Tumbuh Gila-Gilaan

Apa Itu Unicorn dalam Dunia Startup? Begini Cara Mereka Tumbuh Gila-Gilaan

Kalau dengar kata “unicorn”, kamu mungkin langsung kebayang kuda putih bertanduk satu yang hidup di negeri dongeng. Tapi dalam dunia startup, unicorn bukan makhluk khayalan—melainkan sebutan keren untuk startup yang valuasinya tembus lebih dari 1 miliar dolar AS. Dan ya, mereka nyata!

Di Indonesia sendiri, kita punya Gojek, Tokopedia, Traveloka, J&T Express… dan masih banyak lagi. Tapi sebelum kamu langsung bilang, “itu mah jauh banget dari UMKM saya,” yuk kita bahas bareng-bareng apa itu unicorn dan kenapa kamu tetap perlu tahu.


📌 Apa Itu Unicorn dalam Dunia Startup?

Unicorn adalah sebutan untuk startup yang punya valuasi lebih dari $1 miliar (sekitar Rp15 triliun)—bahkan sebelum perusahaan tersebut melantai di bursa alias IPO.

Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh Aileen Lee, seorang investor asal Amerika, yang merasa bahwa startup dengan valuasi segitu sangat langka, layaknya makhluk mitologi unicorn.

Jadi, valuasi itu apa?

Valuasi adalah perkiraan nilai perusahaan, yang biasanya dihitung berdasarkan potensi pasar, pendapatan, jumlah pengguna, dan prospek pertumbuhan. Bukan sekadar omzet lho, tapi gabungan banyak faktor yang bikin investor percaya: ini startup bakal gede banget!


🚀 Ciri-Ciri Startup Unicorn

Startup yang masuk kategori unicorn biasanya punya karakteristik sebagai berikut:

  • Valuasi di atas $1 miliar, tapi belum IPO.
  • Skalabilitas tinggi, artinya bisa berkembang cepat tanpa nambah biaya besar.
  • Didukung teknologi, entah itu lewat aplikasi, AI, platform, atau cloud.
  • Dibacking oleh investor besar, seperti venture capital global.
  • Bermain di pasar luas dan problem nyata, misalnya transportasi, logistik, pendidikan, atau keuangan.

Mereka nggak cuma tumbuh karena ide bagus, tapi juga karena eksekusi yang solid dan momentum pasar yang pas.


🏆 Contoh Startup Unicorn Indonesia

Berikut beberapa nama besar dari tanah air yang berhasil masuk klub unicorn:

  • Gojek – Super app asal Indonesia yang awalnya cuma layanan ojek online.
  • Tokopedia – Marketplace lokal dengan visi memberdayakan UMKM lewat digital.
  • Traveloka – Platform booking perjalanan dan hotel, kini merambah ke gaya hidup.
  • J&T Express – Layanan ekspedisi berbasis teknologi, hadir di banyak negara.

Startup ini awalnya kecil dan idealis. Tapi karena fokus menyelesaikan masalah masyarakat, dan didukung teknologi + tim yang kuat, mereka berhasil meledak di pasar.


🧠 Gimana Startup Bisa Jadi Unicorn?

Prosesnya nggak gampang, tapi umumnya melewati beberapa tahapan ini:

🔗 Baca Juga: Kenalan dengan Dunia Start Up: Dari Ide Kecil Sampai Jadi Bisnis yang Tumbuh

1. Problem Solving yang Nyata

Startup sukses biasanya muncul dari masalah sehari-hari. Gojek misalnya, hadir karena macet dan susahnya cari ojek saat itu. Solusinya? Aplikasi pesan ojek yang cepat dan transparan.

2. Model Bisnis yang Bisa Diperbesar

Model bisnis yang scalable adalah kunci. Misalnya: satu driver Gojek bisa melayani banyak penumpang dalam sehari → berarti efisien dan mudah dikembangkan ke kota lain.

3. Traction dan Data Pengguna

Investor suka data. Startup yang punya banyak pengguna aktif, transaksi yang meningkat, dan feedback pasar yang kuat akan lebih mudah menarik dana.

4. Tim yang Solid

Founder hebat itu penting, tapi tim operasional dan teknis juga penentu utama. Banyak startup gagal bukan karena idenya buruk, tapi karena timnya nggak bisa ngegas bareng.

🔗 Baca Juga: Crowdsourcing Adalah? Kenali Manfaat dan Beberapa Contohnya

5. Dukungan Modal

Mayoritas unicorn mendapat dukungan dari investor besar, bahkan internasional. Mereka berani bakar uang di awal untuk memperluas pasar, karena percaya pada masa depan startup tersebut.


💡 Studi Kasus: Gojek & Tokopedia = GoTo

Dua unicorn besar Indonesia ini akhirnya bergabung jadi satu kekuatan besar bernama GoTo. Mari kita bahas langkah-langkahnya dan pelajaran yang bisa diambil:

🔹 Awal Mula Gojek

  • Didirikan oleh Nadiem Makarim di tahun 2010.
  • Awalnya cuma layanan call center untuk ojek.
  • Lalu launching aplikasi Gojek di 2015 → booming besar-besaran.
  • Tambah fitur: GoFood, GoPay, GoSend, dan lain-lain.

🔹 Tokopedia: E-Commerce Lokal

  • Didirikan oleh William Tanuwijaya.
  • Visi besar: UMKM bisa jualan online tanpa modal besar.
  • Jadi marketplace terpopuler di Indonesia, bahkan saingan langsung marketplace asing.

🔄 Merger: Munculnya GoTo

  • Tahun 2021, Gojek dan Tokopedia resmi merger jadi GoTo Group.
  • Tujuannya: membentuk ekosistem lengkap—logistik, transaksi, marketplace, dan finansial dalam satu platform.
  • Valuasi gabungan mereka diperkirakan lebih dari $18 miliar.

🎓 Pelajaran Penting:

  • Jangan takut mulai kecil, Gojek dulu cuma layanan ojek via telepon.
  • Digitalisasi UMKM bisa jadi kekuatan besar, Tokopedia buktinya.
  • Kolaborasi bisa lebih kuat dari kompetisi, merger mereka bikin ekosistem makin solid.

🛍️ UMKM Bisa Nggak Jadi Unicorn? Bisa Banget!

Banyak yang mikir: “Ah, saya mah jualan makanan aja… mana bisa jadi unicorn.” Tapi justru:

  • Brand makanan lokal bisa tumbuh jadi raksasa kalau dikemas dengan cerdas.
  • UMKM digital sekarang makin mudah promosi via TikTok, Shopee, dan Instagram.
  • Bisnis lokal yang solving problem juga bisa tarik investor kalau skalanya diperluas.

Contoh nyata: Kopi Kenangan dulunya hanya coffee shop kecil, sekarang jadi startup food & beverage pertama di Indonesia yang masuk kategori unicorn.


✨ Kenapa Kamu Perlu Tahu Soal Unicorn?

Meskipun kamu bukan pelaku startup, tapi mengenal konsep unicorn bisa bikin kamu:

  • Paham arah tren digital & teknologi dalam bisnis.
  • Belajar cara berpikir eksponensial, bukan cuma stabil.
  • Melihat peluang dari cara baru menyelesaikan masalah.
  • Lebih adaptif, karena dunia bisnis terus berubah.

🏁 Penutup: Unicorn Bukan Target Wajib, Tapi Inspirasi

Buat kamu pelaku usaha atau calon pengusaha, menjadi unicorn bukan satu-satunya tujuan. Yang penting adalah membangun bisnis yang tumbuh sehat, adaptif, dan bermanfaat.

Tapi kalau suatu saat usahamu makin besar, dilirik investor, dan berhasil memperluas pasar ke seluruh Indonesia… siapa tahu? Kamu bisa jadi unicorn berikutnya dari daerahmu sendiri.

Q: Apa itu startup unicorn?
A: Startup unicorn adalah perusahaan rintisan yang memiliki valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS (sekitar Rp15 triliun). Istilah ini digunakan untuk menggambarkan betapa langka dan berharganya startup yang bisa mencapai level tersebut tanpa perlu masuk bursa saham.

Q: Apakah semua startup bisa jadi unicorn?
A: Tidak semua startup bisa mencapai status unicorn. Dibutuhkan kombinasi antara ide yang kuat, eksekusi yang solid, pasar yang besar, teknologi yang tepat, serta dukungan dari investor yang percaya pada pertumbuhan jangka panjang startup tersebut.

Q: Apakah unicorn harus selalu untung?
A: Tidak. Banyak unicorn yang belum mencetak keuntungan, terutama di tahap awal. Fokus utama mereka biasanya adalah pertumbuhan cepat, memperluas pasar, dan membangun ekosistem pengguna sebelum akhirnya fokus ke profitabilitas.

Q: Apa bedanya unicorn dengan UMKM?
A: UMKM fokus pada bisnis lokal, pertumbuhan stabil, dan pengelolaan mandiri. Sedangkan unicorn biasanya beroperasi secara digital, bertujuan tumbuh eksponensial, dan sangat bergantung pada investasi eksternal. Meski begitu, UMKM tetap bisa naik kelas menjadi startup dan berkembang ke arah yang lebih besar.

Q: Bisakah UMKM atau bisnis kecil jadi unicorn?
A: Bisa, asalkan memiliki produk atau layanan yang bisa diperbesar (scalable), menjawab kebutuhan pasar yang luas, dan memanfaatkan teknologi. Contohnya Kopi Kenangan, yang awalnya bisnis kopi lokal, kini jadi unicorn di sektor F&B.

Q: Apa contoh startup unicorn di Indonesia?
A: Beberapa contoh startup unicorn dari Indonesia adalah Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan J&T Express. Mereka semua berangkat dari solusi terhadap masalah nyata masyarakat, lalu tumbuh pesat lewat dukungan teknologi dan investor.

Q: Apa itu GoTo dan hubungannya dengan unicorn?
A: GoTo adalah hasil merger antara dua unicorn besar Indonesia: Gojek dan Tokopedia. Gabungan ini menciptakan ekosistem digital besar yang mencakup layanan transportasi, belanja online, pembayaran, hingga logistik.

Q: Apakah unicorn pasti sukses di masa depan?
A: Tidak selalu. Walaupun memiliki valuasi tinggi, unicorn tetap bisa gagal jika tidak bisa mencapai profitabilitas, kehilangan kepercayaan pasar, atau kalah dalam persaingan. Valuasi besar bukan jaminan kelangsungan bisnis.

Q: Apakah unicorn harus IPO?
A: Tidak wajib. Namun banyak unicorn akhirnya memilih IPO (go public) untuk menghimpun dana lebih besar, memberikan exit strategy untuk investor awal, dan meningkatkan kredibilitas pasar.

Q: Apa langkah pertama untuk membangun startup menuju unicorn?
A: Mulailah dari memecahkan masalah nyata dengan solusi yang unik dan berbasis teknologi. Bangun tim yang kuat, validasi pasar, dan pertahankan pertumbuhan pengguna yang sehat sebelum mencari investor besar.

Drajad DK - Penulis Bisniz.id
✍️ Drajad DK
Penulis sekaligus pelaku usaha mandiri di industri kreatif sejak 2013, dengan pengalaman di bidang konveksi, digital printing, franchise kuliner, serta strategi pemasaran berbasis SEO dan SEM.
🔗 Lihat Profil Lengkap