Home ยป Kelemahan Usaha Roti: Enak Aja Gak Cukup, Laku Sampai Habis Itu Tantangan Aslinya

Kelemahan Usaha Roti: Enak Aja Gak Cukup, Laku Sampai Habis Itu Tantangan Aslinya

Mungkin kamu sudah jago banget bikin roti.
Tekstur lembut, aroma harum, rasa? Juara!
Bahkan, mungkin roti buatan kamu kalau diadu sama yang di supermarket, malah bikin orang jatuh cinta di gigitan pertama.

Tapi ada satu pertanyaan penting:

Kalau sampai masa kadaluwarsa rotimu gak kejual semua, gimana?

Usaha roti itu bukan cuma tentang bikin roti enak.
Tantangan sebenarnya ada di jualan roti sampai habis, setiap hari, setiap batch.


Tantangan dan Kelemahan Usaha Roti

Nah, supaya kamu gak kaget di tengah jalan, yuk kita bahas kelemahan usaha roti yang sering banget luput diperhitungkan.

1. Roti Punya Umur Simpan Pendek

Roti itu produk segar.
Rata-rata hanya bertahan 2–4 hari dalam kondisi normal (tanpa bahan pengawet tambahan).
Kalau lewat dari itu, tekstur mulai berubah, aroma memudar, rasa jadi aneh.

Artinya?
Kalau dalam 2–3 hari rotimu gak habis, siap-siap ngitung kerugian.

Dan parahnya, roti yang udah “separuh basi” walau masih bisa dimakan, tetap susah dijual — karena pembeli roti itu sensitif banget sama kesegaran.


2. Permintaan Bisa Naik-Turun Tanpa Peringatan

Hari ini jualan habis, besok belum tentu.
Ada faktor cuaca, tren, tanggal tua, bahkan… mood pembeli yang kadang absurd.

Pernah kejadian, cuaca mendung ➔ orang malah cari makanan berat kayak mie kuah atau bakso ➔ roti kamu? Jadi “opsional”, bukan prioritas.

Jadi kalau kamu produksi banyak tanpa prediksi permintaan yang jitu, siap-siap inventory numpuk.


🔗 Baca Juga: 20 Kue Kering Unik Untuk Jualan: Biar Nggak Gitu-Gitu Aja Tapi Tetep Cuan!

3. Biaya Produksi Lumayan ‘Nelen’ Modal di Depan

Bikin roti itu butuh bahan premium kalau mau rasanya enak dan konsisten.

  • Tepung protein tinggi
  • Mentega asli (bukan margarin biasa)
  • Ragi berkualitas
  • Susu segar

Semua itu butuh modal di awal.
Bahan-bahan ini juga gampang rusak kalau salah simpan — alias bisa rugi dua kali: bahan rusak sebelum dipakai atau produk jadi basi karena gak kejual.


4. Sulit Bersaing Harga dengan Pabrik Besar

Supermarket jual roti 6 ribuan per pack?
Pabrik roti raksasa bisa tekan HPP (harga pokok produksi) sampai minimal banget karena produksi massal.

Kalau kamu usaha kecil, HPP roti kamu mungkin Rp4.000–Rp5.000 per buah (bahkan bisa lebih), belum termasuk tenaga, listrik, sewa tempat, marketing, dll.

Jadi, perang harga?
Impossible.
Yang harus kamu jual itu nilai lebih: rasa premium, fresh, homemade, eksklusif.

Kalau mindset-nya masih “bisa saingan harga sama pabrik”, fix harus revisi rencana.


🔗 Baca Juga: Usaha Warung Kopi Sachet: Modal Receh, Suasana Rasa Cafe

5. Butuh Disiplin Produksi dan Jualan Setiap Hari

Roti itu bukan produk “buat hari ini, jual minggu depan”.
Kalau hari ini gak produksi, stok kosong.
Kalau produksi berlebihan, bisa buang barang.

Mau gak mau, kamu harus:

  • Konsisten produksi setiap hari
  • Jago atur stok harian
  • Cepat adaptasi kalau permintaan naik-turun

Kalau mentalmu belum siap kerja rutin kayak mesin, bakal cepat capek.


6. Persaingan Produk Homemade Juga Ketat

Zaman sekarang, banyak banget yang bisa bikin roti enak dari rumah.
Apalagi dengan modal resep internet + alat baking modern yang makin terjangkau.

Artinya, di luar supermarket, kamu juga bakal ketemu saingan dari:

  • Home bakery
  • UMKM roti sehat
  • Roti rumahan artis lokal

Kalau roti kamu rasanya “biasa aja” atau gak punya ciri khas, bakal gampang tenggelam.


🔗 Baca Juga: Usaha Jualan Telur Gulung Kekinian: Modal Mini, Peluang Viral, dan Strategi Naik Kelas

Jadi, Harus Gimana?

Bukan berarti usaha roti itu buruk ya.
Justru kalau kamu sadar kelemahannya dari awal, kamu bisa siapkan strategi dari sekarang.

Sedikit bocoran kunci suksesnya:

  • Positioning ➔ Pilih mau jual di mana: premium? sehat? roti artisanal?
  • Branding yang kuat ➔ Bikin orang inget produk kamu bukan cuma dari rasa, tapi dari story atau konsepnya.
  • Manajemen stok super ketat ➔ Jangan rakus produksi. Fokus jual habis stok segar dulu.
  • Variasi produk ➔ Kadang cemilan berbahan dasar roti (roti kering, roti panggang) bisa nolong “buang” stok sisa.

Intinya?

Enak aja gak cukup. Harus laku sampai habis, setiap batch, setiap hari.


Main Aman? Coba Main Pre-Order Dulu

Kalau kamu masih baru mulai atau belum punya pasar yang stabil, main pre-order (PO) itu langkah paling aman.

Artinya: kamu baru produksi kalau ada pesanan.
Gak ada pesanan ➔ gak ada produksi ➔ gak ada buang-buang stok.

Keuntungan main pre-order:

  • Modal lebih ringan, karena bahan baku disesuaikan dengan jumlah pesanan.
  • Risiko roti basi hampir nol.
  • Bisa ngetes minat pasar tanpa keluar banyak biaya.
  • Dapat data real tentang rasa mana yang paling laku.

Strateginya gampang:

  1. Buka PO lewat WA, Instagram, atau platform jualan online.
  2. Tentukan minimal order harian supaya produksi tetap efisien.
  3. Bikin promo “Khusus Hari Ini” atau “Terbatas” biar orang makin tertarik.

Mungkin skalanya kecil di awal,
tapi dari sini kamu bisa bangun customer base loyal yang nanti bakal jadi pondasi utama saat kamu mau jualan harian.

Jadi sebelum kamu ngebayangin punya toko roti sendiri, cobain dulu main aman lewat pre-order.


📌 Penutup: Usaha Roti Itu Seru, Tapi Realistis Aja Dulu

Kalau kamu sudah siap menghadapi kelemahan-kelemahan tadi dengan mental kuat, skill baking yang stabil, dan strategi jualan yang fleksibel…
Usaha roti kamu gak cuma jadi hobi mahal, tapi bisa beneran jadi mesin uang harian.

Kalau mau mulai, pastikan kamu juga belajar cara bangun usaha dari dasar.
Kamu bisa baca panduannya di sini:
👉 Cara Memulai Usaha dari Nol

Q: Apa kelemahan utama dalam usaha roti?
A: Kelemahan utama usaha roti adalah masa simpan yang pendek, di mana roti hanya bertahan 2โ€“4 hari. Kalau tidak cepat terjual, stok bisa basi dan menyebabkan kerugian.

Q: Kenapa usaha roti sulit bersaing harga dengan produk pabrik?
A: Karena pabrik roti memproduksi dalam jumlah besar sehingga harga pokok produksi (HPP) mereka jauh lebih rendah. Usaha kecil harus fokus menjual nilai tambah seperti rasa premium atau konsep homemade, bukan perang harga.

Q: Apakah usaha roti harus produksi setiap hari?
A: Idealnya, iya. Karena roti segar lebih diminati pembeli. Namun, untuk pemula, sistem pre-order bisa menjadi solusi aman supaya tidak ada produk yang terbuang sia-sia.

Q: Bagaimana cara meminimalkan risiko stok roti basi?
A: Salah satu cara terbaik adalah dengan menerapkan sistem pre-order (PO). Kamu hanya produksi berdasarkan pesanan, sehingga stok tetap terkontrol dan minim risiko mubazir.

Q: Apakah usaha roti masih layak dijalani di tengah banyaknya persaingan?
A: Tentu saja layak, asal kamu punya positioning yang jelas, rasa produk yang konsisten, dan strategi manajemen stok yang ketat. Dengan pendekatan yang tepat, usaha roti tetap bisa berkembang di tengah kompetisi.


Drajad DK - Penulis Bisniz.id
โœ๏ธ Drajad DK
Penulis sekaligus pelaku usaha mandiri di industri kreatif sejak 2013, dengan pengalaman di bidang konveksi, digital printing, franchise kuliner, serta strategi pemasaran berbasis SEO dan SEM.
๐Ÿ”— Lihat Profil Lengkap