Home » Bisnis Kerupuk Seribuan: Kecil-Kecil Untung Jalan Terus

Bisnis Kerupuk Seribuan: Kecil-Kecil Untung Jalan Terus

Jangan remehin bisnis kerupuk seribuan rumahan. Meskipun cuma seribu rupiah per bungkus, tapi kalau strategimu tepat, kerupuk ini bisa muter uang tiap hari. Cocok banget buat kamu yang cari usaha ringan, modal kecil, dan bisa dijalankan dari rumah.

Tapi… sebelum kamu buru-buru beli plastik dan goreng kerupuk, kamu harus tahu dulu:

“Kamu mau main di skema yang mana?”

Karena dalam bisnis kerupuk seribuan, ada tiga model yang umum banget dipakai orang-orang. Dan masing-masing punya strategi, tantangan, dan keuntungan sendiri-sendiri.


🔁 3 Skema Bisnis Kerupuk Seribuan

🟢 Skema 1 – Kamu Penjual (B2C): Ambil dari Produsen

Kamu nggak bikin kerupuk sendiri, tapi beli dari grosir atau produsen. Setelah itu, kamu jual langsung ke pembeli.

Cocok buat kamu yang:

  • Punya warung kecil
  • Punya lapak jajanan di depan rumah
  • Pengen usaha cepat jalan tanpa ribet produksi

💡 Contoh:

  • Beli 1 bungkus kerupuk dari produsen: Rp800
  • Jual ke konsumen: Rp1.000
  • Untung: Rp200/bungkus
    Kalau bisa jual 100 bungkus/hari, kamu bisa dapet Rp20.000 per hari. Lumayan buat nambah penghasilan harian.

⚠️ Tapi hati-hati:
Karena margin kecil, kamu perlu jual banyak supaya kerasa. Dan pastikan ambil dari produsen yang kualitasnya konsisten.


🔵 Skema 2 – Kamu Produsen (B2B): Jual ke Penjual Lain

Kamu produksi kerupuk sendiri: beli bahan mentah, goreng, dan kemas. Lalu kamu jual ke warung, pengecer, atau penjual jajanan lain.

Cocok buat kamu yang:

  • Punya waktu untuk produksi
  • Mau kontrol kualitas dan harga
  • Siap main di volume, bukan sekadar untung per bungkus

💡 Contoh:

  • Beli kerupuk mentah Rp10.000/kg → bisa jadi ±30 bungkus
  • Biaya produksi per bungkus (minyak, plastik, gas): Rp500–Rp600
  • Jual ke warung Rp800 → mereka jual ke konsumen Rp1.000
  • Untung bersih: ±Rp200–Rp300/bungkus

Kalau kamu punya 5 warung mitra, masing-masing ambil 50 bungkus per minggu, itu udah 250 bungkus seminggu. Artinya kamu bisa dapet Rp60.000–Rp75.000 per minggu dari satu jalur distribusi.


🟡 Skema 3 – Kamu Produsen + Penjual Langsung (Hybrid B2B + B2C)

Kamu produksi sendiri, sekaligus jual langsung dan juga titip ke warung. Ini model hybrid yang paling fleksibel dan scalable.

Cocok buat kamu yang:

  • Sudah jalanin bisnis kerupuk seribuan rumahan dan pengen ngembangin jalur penjualan.
  • Pengen jangkau lebih banyak konsumen tapi tetap pegang margin.
  • Punya tenaga (atau dibantu keluarga) untuk kelola stok dan distribusi.

💡 Contoh:

  • 50 bungkus dijual langsung = margin penuh
  • 150 bungkus dititipkan ke warung/reseller = volume tinggi
    Kamu dapet dua sumber pemasukan: dari margin langsung & dari distribusi. Dan bisa lebih gampang putar modal buat produksi berikutnya.

🔗 Baca Juga: Kelemahan Usaha Gorengan: Jangan Hanya Mikir Gorengan = Cuan Besar

🍘 Jenis-Jenis Kerupuk yang Laris Dijual Seribuan

Beberapa jenis kerupuk yang cocok untuk usaha ini antara lain:

  • Kerupuk bawang mini: klasik, digemari semua kalangan
  • Kerupuk mie: unik bentuknya, anak-anak suka
  • Kerupuk ikan kecil: aromanya khas, cocok untuk daerah pesisir
  • Kerupuk udang kecil: rasa gurih, biasanya lebih premium
  • Kerupuk kulit mini: bisa dijual lebih mahal, cocok buat upgrade ke harga Rp2.000

Pilih kerupuk yang sesuai dengan selera lokal dan biaya produksi kamu.


⚙️ Produksi Sendiri atau Beli Jadi?

✅ Produksi Sendiri

  • Harus beli bahan mentah (kerupuk mentah, minyak, plastik)
  • Butuh alat: wajan besar, saringan, tempat tiris
  • Tapi margin bisa lebih besar
  • Kamu bisa kontrol rasa, kerenyahan, dan kualitas
🔗 Baca Juga: Usaha Warung Kopi Sachet: Modal Receh, Suasana Rasa Cafe

✅ Beli Jadi dari Grosir

  • Gampang dan cepat mulai
  • Tapi margin kecil
  • Harus pintar cari produsen dengan harga bersaing

Kalau kamu baru mulai, boleh aja beli dari grosir. Tapi kalau mau serius dan bertahan, produksi sendiri itu jalan terbaik.


📦 Cara Bikin Kemasan yang Menarik (Walau Seribuan)

Kerupukmu akan bersaing di rak warung. Jadi tampilannya harus “eye-catching”, walau harganya cuma seribuan.

Tips kemasan:

  • Gunakan plastik bening yang agak tebal (biar kerupuk kelihatan banyak dan bersih)
  • Tambahkan stiker kecil merek sederhana (“Kerupuk Cap Mak Inah” misalnya)
  • Isi jangan terlalu sedikit — konsumen cepat ilfeel kalau isi “garing”

📊 Simulasi Modal & Keuntungan

Komponen Harga / Satuan
Kerupuk mentah (1 kg) Rp10.000
Minyak goreng Rp4.000
Gas & listrik Rp1.000
Plastik & stiker Rp2.000
Total modal untuk 30 bungkus Rp17.000
Modal per bungkus ± Rp566
Jual ke konsumen Rp1.000
Keuntungan per bungkus ± Rp400

Kalau jual 100 bungkus/hari → potensi untung Rp40.000/hari
Kalau rutin, sebulan bisa dapet Rp1.200.000 – lumayan buat usaha rumahan sambilan.


🔗 Baca Juga: Usaha Penggilingan Bakso: Peluang Bisnis Stabil yang Bisa Dimulai dari Sekarang

📣 Strategi Pemasaran yang Nggak Ribet Tapi Nendang

  • Titip ke warung sekitar rumah (pastikan konsinyasi: mereka bayar kalau laku)
  • Jual keliling pas jam sore (target anak-anak & ibu-ibu)
  • Open pre-order di grup WhatsApp komplek atau arisan
  • Gabungkan dengan produk lain: jualan es teh, gorengan, dll.
  • Pakai branding lucu atau khas: contoh nama lucu, kemasan bergambar

🚀 Naik Level: Dari Kerupuk Seribuan ke Bisnis Snack Mini

Kalau sudah jalan, kamu bisa mulai:

  • Jual varian Rp2.000–Rp5.000 dengan isi lebih banyak atau varian rasa
  • Pakai kemasan standing pouch mini buat jualan online
  • Tambah produk: rengginang mini, keripik, stik pedas, dsb.
  • Buka jalur reseller kecil di luar kota
  • Bangun akun Instagram/TikTok buat promosi

⚠️ Tantangan & Cara Ngatasinnya

Tantangan Solusi
Harga minyak naik Beli grosiran, cari supplier tetap
Kerupuk melempem Simpan di tempat kering, kemas rapat
Stok nggak muter Bikin sistem retur dengan warung
Persaingan banyak Fokus kualitas & kemasan menarik

💬 Penutup: Rejeki Bisa Datang dari Kerupuk Seribuan

Jualan kerupuk seribuan memang bukan bisnis yang bikin kamu kaya mendadak. Tapi dia bisa jadi penghasilan harian yang stabil, jalan masuk ke bisnis snack yang lebih besar, atau bahkan jadi ladang rejeki yang ngalir pelan-pelan tapi pasti.

Yang penting, kamu tahu posisi kamu di mana — sebagai penjual, produsen, atau hybrid — dan mulai dari apa yang kamu bisa dulu.


Q: Apakah bisnis kerupuk seribuan masih menguntungkan di tahun ini?
A: Ya, bisnis kerupuk seribuan masih menguntungkan jika dikelola dengan strategi yang tepat. Meskipun margin per bungkus kecil, keuntungannya bisa terasa dari volume penjualan yang tinggi, biaya produksi yang rendah, dan daya beli masyarakat yang tetap tinggi untuk produk harga murah.

Q: Apakah harus produksi sendiri agar bisa untung?
A: Tidak harus, tapi produksi sendiri memberikan margin keuntungan yang lebih besar. Jika kamu beli dari produsen, marginmu akan lebih tipis. Namun kalau kamu punya warung sendiri atau sistem distribusi langsung ke konsumen, beli jadi pun masih bisa untung asal perputarannya cepat.

Q: Bisakah kerupuk seribuan dijual online?
A: Bisa, tapi kurang cocok untuk pengiriman satuan karena biaya ongkir bisa lebih mahal dari harga produk. Namun, jika kamu kemas dalam paket isi banyak atau targetkan penjualan untuk reseller, maka jualan online tetap memungkinkan, terutama di marketplace atau grup komunitas lokal.

Q: Berapa modal awal minimal untuk mulai bisnis ini?
A: Modal awal bisa sangat kecil, mulai dari Rp100.000–Rp300.000 jika kamu beli kerupuk jadi dan jual ulang. Kalau kamu produksi sendiri, kamu mungkin butuh Rp300.000–Rp500.000 untuk beli kerupuk mentah, minyak goreng, plastik kemasan, dan peralatan sederhana.

Q: Bagaimana cara menentukan harga jual kerupuk seribuan?
A: Pertama, hitung dulu total biaya produksi per bungkus (termasuk bahan, minyak, gas, plastik). Setelah itu tentukan margin yang masih bisa diterima pasar. Umumnya harga jual tetap di Rp1.000, jadi pastikan modalmu tidak lebih dari Rp600–Rp750 per bungkus untuk menjaga margin.

Q: Apa tantangan utama dalam bisnis kerupuk seribuan?
A: Tantangan utamanya adalah margin tipis, fluktuasi harga minyak goreng, dan persaingan yang tinggi. Selain itu, kerupuk bisa mudah melempem jika penyimpanan atau kemasan tidak tepat. Maka penting untuk menjaga kualitas, efisiensi produksi, dan jaga hubungan baik dengan warung atau pembeli.

Q: Apakah bisa mengembangkan bisnis ini lebih besar?
A: Sangat bisa. Kamu bisa naik level dengan menambah varian rasa, mengemas dalam ukuran premium Rp2.000–Rp5.000, atau membuka jalur reseller kecil. Bahkan kamu bisa buat brand sendiri dan pasarkan lewat media sosial kalau ingin lebih serius membangun bisnis snack rumahan.

Drajad DK - Penulis Bisniz.id
✍️ Drajad DK
Penulis sekaligus pelaku usaha mandiri di industri kreatif sejak 2013, dengan pengalaman di bidang konveksi, digital printing, franchise kuliner, serta strategi pemasaran berbasis SEO dan SEM.
🔗 Lihat Profil Lengkap