Financial literacy pada dasarnya adalah edukasi tentang bagaimana mendapatkan keuangan serta mengalokasikan uangnya secara efisien. Indonesia masih dikatakan belum tinggi literasi keuangannya, namun tren terbaru menunjukkan adanya peningkatan literasi di masyarakat.
Berdasarkan pantauan dari OJK, terdapat kenaikan literasi di Indonesia. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat mulai menganggap pembicaraan tentang pengelolaan keuangan sangat penting.
Sebelumnya di Indonesia terkenal dengan budaya menyimpan rahasia tentang kondisi keuangan. Menurut banyak orang ini adalah hal pribadi, sehingga tidak layak dibicarakan secara umum.
Namun melihat banyaknya orang terjebak dalam hutang dan kemiskinan, pandangan ini mulai bergeser. Mengetahui bagaimana uang diperoleh, dihabiskan, serta dikelola menjadi skill hidup penting untuk dipelajari saat ini.
Mengingat sumber daya semakin sedikit, lapangan kerja terbatas. Serta ketidakpastian kondisi ekonomi masih menghantui, terlebih adanya pandemi berkepanjangan.
Manfaat Financial Literacy bagi Pengelolaan Keuangan Pribadi
Mengelola keuangan tidak hanya berarti membicarakan tentang bagaimana uang didapatkan dan dihabiskan. Tetapi juga membicarakan tentang berbagai produk finansial terkait.
Contohnya tentang asuransi, investasi, hutang, pajak, dan lain sebagainya. Mempelajari hal tersebut memberikan manfaat tersendiri bagi finansial pribadi Anda.
Terutama ketika menentukan berbagai keputusan sulit terkait dengan keuangan. Contohnya apakah memilih menabung atau melunasi hutang terlebih dahulu, serta berbagai manfaat lainnya.
1. Memahami Bagaimana Uang Bekerja
Setiap orang memiliki kesadaran dan pemahaman berbeda – beda terkait dengan bagaimana uang bekerja. Paling sederhana adalah uang diperoleh ketika bekerja, digunakan untuk memenuhi kebutuhan saat ini, kemudian menabung.
Padahal pengelolaan keuangan tidak sesederhana itu, terdapat berbagai komponen untuk diperhatikan. Mulai dari kesehatan arus kas, kepemilikan terhadap dana darurat, persiapan investasi masa depan, dan pengamanan finansial, seperti asuransi.
Pemahaman sempit terhadap bagaimana uang bekerja bisa menjebak Anda pada lingkaran hutang. Seperti ketika menghabiskan uangnya untuk kebutuhan jangka pendek saja, tidak memiliki cadangan untuk kondisi darurat ketika sumber pendapatannya hilang.
2. Memahami Sumber Mendapatkan Keuangan
Financial literacy juga membuka bagaimana potensi uang bisa didapatkan selain harus bekerja. Berbagai jenis investasi akan dikenalkan, mulai dari tingkat risiko rendah seperti deposito hingga tingkat risiko tinggi seperti saham.
Sumber mendapatkan keuangan tersebut menjadi referensi bagi seseorang untuk bisa lebih mengatur atau membuat uangnya lebih produktif. Serta bisa mengontrol berbagai perilaku yang bisa mempengaruhi bagaimana uangnya dihabiskan.
3. Mengerti Berbagai Perilaku Mempengaruhi Kondisi Keuangan
Hal terkait kondisi keuangan saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh pendapatan dan pengeluaran saja, tetapi juga perilaku manusianya. Contohnya ketika memiliki banyak uang, tidak dibarengi dengan pembatasan perilaku konsumtif, uangnya akan cepat habis.
Begitu juga ketika tidak memahami besaran alokasi atau sasaran yang tepat dalam menginvestasikan keuangan juga bisa merugikan. Contohnya alokasi investasi tinggi, tetapi tidak menyiapkan dana darurat, ketika nilai investasinya turun dan butuh dana segera tidak bisa terpenuhi.
4. Sadar Terhadap Kebutuhan di Masa Mendatang
Manfaat paling utama ketika tumbuh kesadaran tentang pengelolaan keuangan adalah kesadaran terhadap kebutuhan masa mendatang. Kebutuhan tersebut hanya dapat dipenuhi ketika mau menyisihkan sebagian uangnya di masa kini.
3 Financial Literacy Skill yang Harus Kamu Kuasai
Semakin berkembangnya teknologi keuangan tentu saja banyak sekali ilmu yang dapat Anda pelajari agar mampu mengelola uang dengan baik. Namun ada tiga hal yang harus Anda prioritaskan terlebih dahulu, karena dampak positifnya lebih besar.
1. Keterampilan Menghasilkan Uang
Setiap orang bisa saja menghabiskan uangnya, tetapi sedikit orang mampu berkreasi untuk mendapatkannya kembali. Ada banyak sekali potensi pendapatan, terlebih saat berkembangnya dunia digital seperti saat ini, tidak harus dengan bekerja.
Kunci dari memperoleh keuangan di era digital saat ini adalah menguasai content marketing, tidak hanya keperluan promosi produk saja, tetapi juga mempromosikan diri sendiri. Banyak orang – orang bertalenta, tetapi ketika tidak dibarengi kemampuan memasarkan diri, jarang dikenal orang.
2. Keterampilan Menghabiskan Uang
Menghabiskan uang juga ada seninya, bahkan para pakar membuat berbagai pembagian teralokasi, contohnya 30% untuk konsumsi, 10% untuk investasi, dan sebagainya. Fungsi dari memahami financial literacy ini adalah menentukan porsi yang tepat dalam membuat anggaran.
Selain itu juga untuk menjaga agar cashflow tetap dalam arus positif, artinya pemasukan masih besar daripada pengeluaran. Perlu ada keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran, keterampilan ini berperan penting.
3. Keterampilan Memilih Investasi
Keterampilan terakhir adalah memilih menghabiskan uang untuk keperluan masa depan melalui investasi. Ada berbagai pertimbangan penting, seperti instrumen investasi, besaran profit, profil risiko, dan potensi profit jangka panjangnya.
Kapan Harus Mengenal Financial Literacy?
Pertanyaan ini menjadi topik perbincangan hangat dari pada ahli, namun akhirnya kesepakatan terjadi yaitu harus ada pengenalan tentang uang sejak dini. Bahkan semenjak anak sudah mulai mengenal uang dan membelanjakannya untuk jajan.
Pemahaman paling mendasar adalah tentang bagaimana uangnya dikelola, apakah langsung dihabiskan atau ditabung sebagian. Mempelajari bagaimana mereka mengelola atau menghabiskan uangnya adalah pembelajaran paling awal untuk anak – anak.
Menabung juga membantu anak mengenalkan bahwa uang tidak hanya diperlukan saat ini saja, tetapi juga di masa mendatang. Ini bisa membentuk perilaku hemat serta membentuk kesadaran tentang kebutuhan di masa mendatang.
BACA JUGA: Peran dan Manfaat Financial Advisor untuk Bisnis dan Pribadi
Setelah memahami tentang bagaimana menghabiskan uangnya, penting juga memahami bagaimana alur mendapatkan uang. Paling sederhana adalah memberikan tugas atau challenge pada anak, ketika tugasnya selesai bisa mendapat reward atau mengajarkan konsep jual beli.
Semakin awal anak memahami hal tersebut, semakin cepat juga terbangun tiga keterampilan dasar dalam mengelola keuangan. Memang ini tidak mudah, tetapi inilah tugas dan peran keluarga serta sekolah dalam menanamkan kesadaran sejak dini.
Pola perilaku tidak tumbuh begitu saja, tetapi berkembang secara bertahap berdasarkan pembelajarannya, termasuk tentang keuangan. Kurangnya financial literacy berdampak pada terbentuknya perilaku buruk dalam mengelola keuangannya.